Perbincangan Tengah Malam

Hanya ada aku, kau dan secangkir teh.
Kedua bola matamu menyiratkan kelelahan, menciptakan urat-urat kemerahan yang nampak jelas bagiku.
Kita tersenyum, membicarakan kenangan yang dulu kita alami bersamanya.
Kau nampak kuat, tapi kau menangis dalam kesendirianmu.
Mata kita basah dengan kenangan, memori itu terlalu indah untuk diungkapkan.
Bagaimana kau, dan aku juga, merindukannya.
Kulihat sirat-sirat kesedihan di setiap senyumanmu.
Sebelumnya,
kita duduk memandangi rerumputan yang kian liar dan meninggi itu.
Sebelum kita sampai pada meja ini.
Sebelum kita berbincang tentang semuanya.
Namanya jelas terpahat di sana.
Kau tahu?
Kita sama.
Hanya kau lebih pintar menyembunyikan perasaanmu.
Atau sebenarnya tidak.
Atau mungkin kau yang lebih sedih?
Maafkan aku.
Kenangan itu terlalu menyedihkan.
Teriakan kita hari itu, masih jelas terdengar.
Bagaimana kita memanggil namanya.
Bagaimana akhirnya kita menguatkan diri kita sendiri.
Kutatap lagi wajahmu.
Wajahmu sudah tidak jelas lagi.
Mataku penuh dengan air.
Ya, mata kita.

lacuptea

Comments