Posts

Showing posts from 2020

northern lights

aurora borealis Pertama kali tahu nama itu dari buku sains waktu aku SD. Begitu jatuh cintanya aku dengan hamburan warna-warna yang menari di langit. Ditambah saat melihatnya di Discovery Channel di TV, semakin membuatku ingin pergi ke lintang utara hanya untuk melihatnya. Begitu indah, begitu magis. Di umurku yang ke-24 tahun ini, aku juga masih sama terpananya saat melihat aurora borealis , yang sekarang sudah banyak rekamannya di YouTube . Memang mengunjungi bumi belahan utara (tempat di mana aku bisa melihat cahaya yang menari di langit) sudah lama ada di dalam  wishlist- ku yang ingin suatu saat benar-benar kuwujudkan. Setidaknya, dapat melihatnya walau sekali seumur hidup sudah lebih dari cukup bagiku.  Jika disebut negaranya, aku bisa melihatnya dengan mengunjungi negara-negara skandinavia, seperti Norwegia atau Swedia. Selain dua negara itu, bisa juga sih dilihat di beberapa tempat ini: Fairbanks (Alaska), Yellowknife (Kanada), Islandia, dan Nuuk (Greenland). Tinggal mengumpul

kepada yang telah tinggal di masa lalu

Highschool memory is one of the memory that I want to erase and maybe good for me to start all over again. I feel so lost and disconnected all the time, even when I tried. Or maybe I just not tried hard enough. I don't know. My friends are good persons, they really are. But I lost them at some point and I could never go back. Sometimes it hurts me whenever the memories (of my highschool life) popped out. Disclaimer: cerita ini adalah memori sedih yang gak pernah kuceritakan sebelumnya. Untuk teman-teman SMA-ku yang membacanya, aku minta maaf jika tulisan ini sedikit menyinggung/membuat kalian merasa bersalah. Aku tahu kalian semua orang baik ♡ aku hanya bercerita apa yang aku lalui saat itu ㅡ Jadi...akan kumulai ceritanya... Aku memulai masa SMA dengan keadaan baru bangkit dari depresi, dan mencoba hidup kembali memungut sisa-sisa hidupku yang saat itu berceceran (karena papaku meninggal beberapa bulan sebelum masuk SMA). Ditambah sahabat SMP-ku tiba-tiba pindah ke luar kota,

always look on the bright side of life

Sebenarnya aku orang yang cukup simpel dan nggak ribet. Menurutku, banyak hal sederhana di dunia ini yang menyenangkan dan membuat bahagia kalau kita berhenti sejenak dan meluangkan waktu untuk mengapresiasinya. Terkadang orang terlalu abai atau malah terlalu fokus terhadap sesuatu tidak penting tapi menguras emosi, misalnya pertengkaran dan kebodohan seseorang di dunia maya.  — Bagiku, bahagia itu sesederhana: Membuka paket yang baru datang, Langit merah lembayung saat matahari mau terbenam, Lagu favorit yang tiba-tiba dimainkan di minimarket atau kafe, Awan-awan yang bentuknya lucu (aku pernah lihat yang bentuknya seperti anjing), Pantulan lampu mobil, lampu jalan, dan lampu lalu lintas di atas jalanan basah sehabis hujan reda, Senyuman orang yang kuanggap penting dan berharga (seperti suamiku), Beli buku random dan ternyata isinya bagus, Dandelion yang belum rontok (jadi bisa ditiup, hahah), Salju yang turun pelan-pelan dari langit, Semut-semut yang sedang bergotong royong mengangka

ray of sunshine

Kata orang aku tuh mengingatkan mereka kepada matahari. Memberi energi kepada sekitar, membuat tertawa, selalu memancarkan aura positif dan semangat, pemberani, serta menghidupkan suasana jadi lebih cerah.  Tapi…apa sih yang sebenarnya aku lihat di dalam diriku sendiri? Well, Aku sih merasa aku nggak ada bedanya dengan yang lain. Aku juga manusia, yang bisa ngerasa sedih dan jengkel, bisa badmood tanpa alasan yang jelas, atau kadang seenaknya jump to conclusion . Mungkin keceriaan dan kecerahan itu bagian dari nature -ku sejak kecil. Tapi yang banyak orang nggak tahu, aku sudah mengalami banyak hal pahit sepanjang hidupku jadi aku bisa lebih santuy dan memilih untuk menghabiskan energiku menjadi sesuatu yang positif. Atau lebih tepatnya, paling nggak karena hidup ini sudah berat, aku ingin bisa sesederhana membuat seseorang tersenyum hari ini (ini sudah jadi daily goal -ku— at least one person is smiling because of me ). Mungkin bisa dikatakan aku ini anak yang privileged , lahir di m

mohon bersabar, ini ujian

2020. Wow. So much wow. Lots of things happened, hit us like a truck (literally!) Still the first trimester but the world are suffering. Jakarta Floods, Australia Bushfires, and now...Coronavirus Pandemics (I couldn't even process this). Right now, I'm sitting in a hotel room in Cirebon. Wondering about what-could and what-could-not possibly happen during our first week of social distancing. Yeah. We're all in the middle of social distancing week that'll last for 2 weeks (I think it'll end on March 28th). Great.

New Life?

kinda. Well, Alhamdulillah banget banget banget buat segala rahmat dan nikmat yang Allah curahkan kepadaku di hidupku yang singkat ini. Hari ini, 13 Februari 2019, aku duduk manis di tempat yang kusebut "rumah" pertama kami. Sebelumnya, kami masih ngontrak sih di Cigadung, dan per 1 Februari, kami sudah officially  nempatin apartemen ini. 33 meter persegi dan aku hepi. Kalau tanpa curahan berkah dari Allah SWT, semua ini nggak mungkin terjadi. Kalau diinget-inget lucu juga gaksih?? Tepat setahun yang lalu aku baru kontakan sama suamiku sekarang (setelah 6 bulan cuti dan impromptu ke Bandung). Hanya butuh waktu sesingkat-singkatnya untuk kami yakin dan memantapkan diri, lalu memutuskan untuk menikah. 29 Januari  aku dikontak temen, ditanyain ama dia kapan aku mau ngelarin TA. Daaan aku becandaan bilang "iye iye besok ke Bandung", dengan kondisi aku belum beli tiket pesawat dan gamikir apa-apa LOL. Malemnya aku langsung booking flight besok pagi ke Ba