untuk gadis yang selalu datang malam itu

(suatu malam di 2014, hujan turun sedikit)

pekerjaan ini seakan akan melahapku
waktu
tenaga
semuanya
terkuras.

 tapi aku senang, sih
 akhirnya bisa bekerja di sini setelah sekian lama tidak mengerti apa yang bisa aku lakukan dengan baik
aku juga tidak pernah iri dengan pekerjaan teman temanku yang lain
yang penting aku senang,
cukup.

hari hari berlalu begitu saja
kadang ada hari dimana kerjaan bisa datang banyak sekali
sampai aku bingung sendiri bagaimana menyelesaikannya
tapi,
selesai juga tuh
jadi,
tetap bekerja seperti biasanya
hanya sedikit lebih capek, mungkin.

ratusan angka kulihat setiap hari
ratusan sampel kuanalisis
hati hati
cermat
tidak boleh salah.

kuseruput sedikit kopi di cangkir kelima ku malam ini
malam masih panjang
tapi anehnya aku ngantuk sekali
aku coba bangkit dan melakukan senam sedikit sedikit
bukan senam sih,
tapi lebih mirip bebek joget
tak apa lah,
yang ada cuma aku
dan satu orang lagi temanku yang pergi entah ke mana
 jadi,
aku bebas sih mau seperti bebek joget
atau ayam kepanasan.

Tok Tok
eh siapa ya malam malam begini?
  kulihat, 20:35
Permisi, apa ada orang?
Aku langsung menyudahi gerakan senamku
Saat ini aku benar benar tidak ngantuk lagi
Eh, iya? Ada apa ya?
Apa benar ini lab? Saya mau tes darah. Lab di lantai satu udah tutup soalnya.
Ooh, ya, silakan!
Sepertinya masih SMA, kelihatannya sehat, mukanya juga sangat lugu

Apa ada surat pengantar dari dokter?
 Eh, ya, ini
Ooh, pasien dokter Irani?
Dia mengangguk
Pas kulihat tanggal lahirnya:
kamu, sekolah? Kuliah?
Kuliah
Ooh.

Percakapan singkat
yang mengawali hari hari berikutnya
Diluar dugaanku

Eh di, dia datang lagi tuh!
Oh ya?
Aku langsung bangkit menghampirinya
Meninggalkan pekerjaan yang sedang kulakukan.

Entah sejak kapan
kedatangannya kesini seakan membuat malam malam lemburku jadi suatu hal yang kutunggu
Kadang aku dengan senang hati menggantikan temanku yang shift malam
Rasanya,
entahlah,
senang saja
Jadi, cukup.

Melihatnya tetap datang kemari saja,
rasanya seperti aku punya alasan lebih mencintai pekerjaanku ini
Dia saja semangat
Kuat
Kenapa aku tidak?

Aku salut sih padanya
Awalnya, alisnya masih mengernyit ketika jarum ini masuk ke pembuluh venanya
Hingga akhirnya
Dia hanya bergeming
Diam.

Aku sebenarnya tidak tahu banyak tentangnya
Selain data data yang tertera di database lab ini
atau selain gaya berpakaiannya
atau selain jam datangnya di lab ini
atau selain tempat kuliah dan kota asalnya
Tapi
aku juga tidak tahu bagaimana
Dia bisa membuatku merasa nyaman dan dekat.

Pekerjaan lembur
atau shift malamku
tidak perlu lagi kopi
Pada hari hari dimana dia datang.

Saat aku melemparkan leluconku yang paling garing,
dia akhirnya tertawa kecil
kemudian sedikit terbatuk
lucunya, pikirku.

Pernah juga dia tidak datang dalam waktu yang lumayan lama
aku tetap tidak membutuhkan kopi
karena menunggunya saja sudah bikin aku deg degan
Auto melek.

Hai kak Fandi!
Itu dia
Haloooo, seperti biasa?
Dia mengangguk.

Ya,
beginilah
kebahagiaan kecilku di malam hari 
melihatnya datang
mengambil sampel darahnya
Kemudian dia pergi
Kemudian dia datang lagi buat mengambil hasilnya.

Hubungan yang aneh,
singkat
Dan sangat tidak berdasar
Untuk membuatku berhak menaruh hatiku padanya.
.
.
.
.
.
(suatu malam di 2017, hujan turun lumayan banyak)
Halo!
Akhirnya ya,
kamu tidak perlu lagi merasakan sakit itu
Aku ikut senang!
Akhirnya setelah bertahun tahun ini kamu jadi kebahagiaan kecil rahasiaku
Akhirnya setelah memegang lenganmu puluhan, oh, mungkin ratusan kali
Senang rasanya kamu sudah tidak perlu kemari lagi

Sejujurnya aku sudah tidak tega lagi menusukmu dengan benda itu
Melihatmu sudah tanpa ekspresi
Betapa kamu telah tersakiti
Hingga tidak ada lagi perasaan sakit yang bisa kamu keluarkan.

Mungkin aku akan kangen
Tapi tak masalah
Aku bisa mengatasinya sendiri!

Yah,
pada akhirnya
Selamat! Telah lepas dari penderitaan itu.

Untukmu
gadis yang selalu datang malam itu
Selamat tidur
Semoga tidurmu lelap.

Dari aku,
lelaki pengecut yang jatuh hati padamu; sayangnya kamu tak tahu
.
.
.
Aku menangis lagi malam itu,
kencang.
Tapi suara tangisku kabur,
kalah dengan derasnya hujan.

Masih terus terngiang kata katamu padaku,
 ---"Kenapa harus sedih? Toh semua makhluk yang hidup pasti merasakan mati. Jadi, kenapa harus terkungkung oleh rasa sakit dan takut mati?"

Aku hanya tertawa kecut
Kamu tersenyum

Bodoh.

Aku tau kamu gak akan pernah takut pada apapun.
Bahkan kematian
Tapi yang aku takutkan kala itu
Justru aku
yang tidak bisa menerima kematianmu.

Seperti yang kulakukan sekarang ini.
.
.
.
Kuremas remas hasil lab terakhirnya
Jika hasilnya sudah sebagus ini
Kenapa dia harus pergi?


---lacuptea
 

Comments