Hanya Bisa Dilirik?

Kulirik saja. Nafasku tercekat. Kuhembuskan nafas kuat-kuat. Dadaku sesak. Mungkin kini mukaku telah memucat. Pasi.
Kulirik sekali lagi. Waktu serasa lambat. Perwujudan waktu relativitas bila kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Mungkin kecepatan aliran darahku?
Cuma bisa kulirik saja. Aku nggak bisa berjanji untuk berhenti. Entah waktu sudah melambat atau mencapai titik nol, entah.
Mulutku tetap terkatup rapi ditempatnya.
Tak ada suara.
Dan lagi lagi tetap lirikan saja. Tak pernah terlihat.
Suara bising memecah suasana. Tetap saja, pikiranku hening. Mengatup seperti mulutku.
Kucoba menampik rasa takut, dan rasa rasa lain yang membuncah di dada.
Kubuka mulutku...
dan Ia pergi.

Bodohnya aku.

Comments