Dia, aku, diam

Hari ini apa yang dipikirkannya?
Semua pertanyaan itu tetap sama seperti pertamakali kami berjumpa. Juga tetap sama, tak pernah terjawab karena hanya melayang layang dipikiranku.
Dia sosok yang sangat kukagumi.
Pendiam, misterius!

Sejauh ini aku hanya bisa memikirkan cara tersamar untuk mendekatinya. Tentu saja agar Ia tak tahu!
Kadang, munafik juga bila terus menerus begini. Tapi aku tak sanggup, tak siap bila harus menggoreskan sesuatu pada hatinya--mengiriminya pikiran pikiran tak perlu yang justru...merepotkannya?
Haaaah, kadang memang letih bila begini terus.
Bukan tipeku untuk meredam emosi.
Tapi...aku belum siap!
Aku belum siap melihat hal lain darinya!
Malah, bisa bisa aku dibuat kebingungan oleh responnya.

Oke, jadi rencana ini tetap pada semula. Aku, Dia, dan kekagumanku padanya.
Inginku marah, tapi, aku sudah menganggapnya angin lalu.
Aku cukup dan merasa cukup.
Mencintainya, dan hanya aku saja yang perlu tahu.
Kalian, nggak usah.


Lacuptea

Comments