I Hate You, Human

Apa ini salah?
Apa aku salah bila merasa bahagia?
Apa ini hanya perasaanku saja?
Apa aku egois?
Apa kemauanku ini salah?
Apa kebebasan ini tak pantas untukku?

         Aku terus bertanya tanya. Semua pertanyaan itu menggelayuti pikiranku. Ingin rasanya kubuang jauh-jauh, namun selalu melekat. Menyebalkan. Menyebalkan adalah harus hidup dibawah persepsi orang. Kenapa aku harus dihantui orang lain? Mereka nggak pernah mengetahuiku. Sedikitpun. Mengapa dengan jahatnya mereka men-judge apa yang tidak mereka ketahui. Menyebalkan. Memuakkan. Itulah manusia. Aku benci menjadi manusia.


---

          Kutata lagi buku-buku diatas mejaku. Aku benci berhubungan dengan orang lain. Bagiku, manusia itu makhluk menyebalkan, yah, nggak terlepas bahwa aku sendiri adalah manusia. Kenapa aku dulu nggak diciptakan Tuhan sebagai jaguar atau gorila? Nggak perlu hidup bersosial. Soliter. Menikmati hidupku tanpa gangguan omongan orang lain.
         Bagaimanapun aku benci manusia, aku nggak mungkin pergi dari 'makhluk' itu. Yah, haha, aku ingin tertawa keras-keras. Kalau bisa terbahak-bahak. Apanya yang lucu? Menurut kalian, bagaimana seorang artis sepertiku bisa hidup sendiri dan tak berhubungan dengan manusia? Mustahil.

---

          Aku, 22 tahun, seorang artis orbitan PH (Production House) terkenal se-Korea Selatan, K! entertainment. Dulu, ingat ya, DULU, aku sangat menikmati semuanya. Dipuja dan digilai manusia sedunia, kasetku terjual jutaan keping (tentunya kasetku bersama rekan se-girlband ku), memiliki fans fanatik, dan...semuanya terasa sempurna. Aku menghabiskan seluruh waktuku untuk berlatih gerakan baru, latihan vokal, akting, mengisi undangan manggung dan talkshow. Yah, mungkin karena aku leader dari girlband ini, nilai jualku lebih plus ketimbang personil lainnya. Aku juga dianugerahi Tuhan tinggi badan yang oke serta suara merdu. Tampangku sih... seperti rata-rata orang korea (kulit putih, hidung mancung). Namun pihak PH masih tidak puas dan menginginkan aku untuk 'memermak' wajah agar lebih 'laku' di pasaran, dulu, sebelum mereka mengorbitkanku. Jadilah aku memasuki ruang operasi untuk melancarkan oplas disana-sini. Voila! Aku bercermin setelah sebulan off dari latihan. Aku deg-degan melihat bagaimana wajah dan tubuhku yang 'baru'. Phats! Ah! Cantik sekali... Aku lebih pede sekarang. Walaupun aku harus menghabiskan ratusan ribu  won per bulan hanya untuk perawatan wajah dan tubuh pasca operasi...tak apalah...
             Socmed, adalah hal yang nggak terlepas dari kehidupanku. Aku tenar karenanya. Dan aku berterimakasih kepada founder Facebook, Youtube dan Twitter karena telah mendukungku hingga sepopuler ini. Siapa di dunia yang nggak ngerti aku? At least girlband-ku?  Everybody knows... Penyebaran korean wave sudah seperti virus, tak terbendung lagi. Bahkan di televisi, aku sudah bosan melihat MV ku diputar berulang-ulang di banyak televisi. Tangga lagu korea, hingga American Billboard sudah kukuasai. Haha, I can run the world!

---

               Siapa yang menyangka aku bisa sepopuler itu dengan waktu sesingkat-singkatnya? Dan siapa pula yang menyangka aku bisa jatuh, habis, bahkan menjadi 'pecundang' disaat aku menikmati gelimangan harta ini? Inilah aku, sekarang... seorang gadis korea biasa, bertampang jelek, selalu memakai kacamata hitam dan syal tebal melingkar di leherku. Penyakit sialan ini juga mulai menggerogoti setiap lekuk tubuh yang dulu menjadi daya tarikku. Semua ini gara-gara manusia. Gara-gara berita palsu murahan, dan fitnah keji. Teganya manusia melakukan ini. Semua ini didasarkan pihak PH-ku yang menuntutku gara-gara aku  ketahuan sering berjalan-jalan di pinggir Cheonggyecheon tanpa pengawalan, dan mangkir latihan dua minggu. Aku sudah mengatakan aku ingin mengambil cuti. Aku ingin 'bebas' dari belenggu ini. Mereka semua menginginkanku sesuai ekspektasi mereka. Aku capek dan lelah. Cutiku ditolak, dan aku nggak berpikir panjang. Aku mangkir dan menyamar menjadi orang lain dan mendinginkan kakiku sejenak di Cheonggyecheon. Ternyata aku sangat bahagia. Aku tak lagi perlu memakai high heels 15-20 cm, dan aku merasakan kebebasan ini...nyata. 
              Ternyata aku kelewatan, saking menikmatinya aku tak terasa sudah 2 minggu berlalu. Begitu banyak hal yang kulewatkan saat aku tenar. Aku melewatkan kehidupan sebagai "manusia normal". Menikmati es krim di daerah Hongdae, atau menonton pawai di Deoksugung Palace. Semuanya fantastis. Aku tidak memedulikan pers selama 2 minggu itu, semua socmed ku deactivate, dan handphone ku kumatikan. Aku protes. Berbulan bulan aku tak pernah mendapat kebebasan seperti ini. Padahal aku sudah menjadi mesin uang bagi mereka..

---

              Lebih kurang aku tahu akan terjadi seperti ini. Aku dipecat. Namun aku bahagia. Aku keluar dengan senang hati. Semua fans fanatik meneriaki sumpah serapah kepada PH-ku yang mulai mencari penggantiku. Aku tetap didukung. Aku nggak peduli, toh mereka mau menyumpah sampai berbusa aku nggak sudi kembali ke sana. Sekarang aku sedang duduk di taman dekat Lotte Dept Store, menikmati daun ginko yang perlahan gugur. Dan aku belum tahu bahwa besok adalah hari dimana aku mengalami kejungkirbalikan hidup. 

---

                Aku dikabarkan meniduri seorang pengusaha, dan menjadi istri simpanan. Lalu aku ditinggal pengusaha itu dan menjadi gila lalu berjalan-jalan dipinggir sungai Cheonggyecheon. CIH! Siapa yang tega menyebar gosip murahan ini!!! Fansku mulai membentuk anti-fans. PH-PH lain yang menawariku masuk ke perusahaan mereka melakukan decline kontrak kerja. NAMAKU HANCUR TOTAL. Tercemar bagai limbah. Saat itu aku benar-benar hancur dan hampir gila. Aku tak diterima dimana-mana. Aku menghabiskan diri menangis di sudut apartemen, menerawang, berhari-hari. Tak terasa simpanan uang 'bekas' kejayaanku sudah menipis. Aku pindah ke apaetemen murah dipinggir kota. Memulai kerja menjadi kasir toko donat. Beberapa orang mengatakan aku mirip denganKU. Jelas, itu aku, tapi DULU.
                 Tak lama, aku keluar dari toko donat. Asal kalian tahu, harusnya aku menyuntikkan cairan mahal kedalam bekas oplas agar wajahku tetap kencang dan terawat. Aku nggak punya uang lagi melakukannya. Wajahku berkerut, begitujuga pinggang, pantat dan dadaku. Sial... kenapa dulu aku menuruti keinginan PH-ku??!!

---

            Menyedihkan, itulah aku. Di umurku yang ke 27 ini, aku sudah seperti nenek tua. Kulitku memerah, bebercak, dan mengkerut. Aku membenci manusia yang tega membujukku ikut audisi, orang-orang yang memfitnahku, dan orang PH-ku. Tak lepas, fans dan semua orang yang tehasut gosip bodoh itu. Siapapun yang menyebarkannya, kusumpahi bangkrut dan sengsara sepertiku.

---

           Baru kuketahui bahwa penyebar gosip adalah orang PH-ku sendiri. Mereka terpojok saat memecatku, jadi mereka mengarang cerita agar nama mereka tetap baik. Namun Tuhan masih ada. Mereka bangkrut. Benar-benar bangkrut. Setelah aku keluar, girlbandku sepi peminat, dan sahabat-sahabatku disana mengundurkan diri satu persatu dan memulai solo karir di PH lain. Artis orbitan mereka banyak yang tidak laku. Aku adalah bintangnya, mereka dasar tak tahu terimakasih. Mereka bangkrut seiring tutupnya korean wave. Manusia itu dinamis.

---

              Kutatap pohon sakura bermekaran. Aku sedang berada di kuil penyembahan di Busan. Tetap dengan kacamata hitam dan syal menutup leher. Rambutku kini bewarna hitam pendek, tak seperti dulu. Dan aku memkirkan sekali lagi...apa aku harus membenci manusia? Tidak... Aku hanya perlu memaafkan mereka. Tuhan tidak pernah diam, dan Tuhan tahu. Ya, Tuhan tahu. Tak perlu kubenci mereka.
                  Kusenandungkan lagu musim semi yang kuingat saat aku masih TK dulu. Aku tersenyum, dan mencoba menata kembali hidupku.
Ya...Aku hanya perlu memaafkan. Kebencianku memang tak terbendung, namun rasa maaf bisa meluluhkan semuanya. Tuhan Maha Tahu.

---end---

waru, 1 Januari 2013
01:46 pagi
Original by me, Lacuptea

Comments