alih pandang

Alih-alih menyalahkan semuanya dan menyesali keadaan yang sudah terjadi, aku ingin sedikit mengalih pandangkan persoalan ini. Dari perasaan marah dan menyesal karena telah menghabiskan lebih dari tujuh puluh persen masa mudaku bersamanya, aku ingin menjadikannya memori untuk disyukuri. Bahwa aku pernah dicintai dan mencintai seseorang secara tulus, meskipun pada akhirnya tidak berjalan sesuai keinginan kami. Kurasa, pandangan positif seperti ini sangat kuperlukan. Dengan begitu terasa lebih mudah memaafkan dan menghargai tiap momen yang telah terjadi dulunya dengan penuh rasa syukur. Bukan kesedihan dan kemarahan atas kehilangan dan hancurnya hubungan, tapi rasa syukur karena dulu pernah membahagiakan dan dibahagiakan orang lain.

Hidup ini singkat dan tidak ada yang mengetahui endingnya seperti apa. Kadang waktu berlalu terlalu cepat sampai rasanya tercekik dan sulit bernapas. Kadang kita butuh menyalahkan seseorang atas apa yang menimpa kita. Padahal, kita hanya perlu bertahan hidup. Mungkin sedikit rasa syukur akan bisa melonggarkan cekikannya. Begitulah. Sekarang pun bisa dikatakan aku sedikit mengerti dan bersyukur melewati fase kehilangan ini. Bukan menyalahkan, bukan sedih karena tidak bisa bersama, bukan marah terhadapnya karena menyerah begitu saja--hanya, hanya mengalihpandangkan semuanya sebentar.

Waktuku tidak ada yang percuma dan sia-sia. Selama bertahun-tahun bersamanya melalui masa sekolah menengah atas dan perkuliahan bersama, adalah momen yang patut kusyukuri. Momen yang telah lalu tak akan bisa dihapus karena semua itu sudah terjadi. Mungkin hanya foto yang bisa dihapus, namun ingatan akan semuanya akan tetap melekat. Tidak ada istilahnya "menjaga jodoh orang lain" juga, karena dalam waktu singkat itu akupun merasakan bahwa kami berjodoh. Perasaan kami sama dan kami melalui hari-hari dengan bahagia. Perasaan bahagia tidak pernah dan tidak akan sia-sia.

Mungkin keadaan ini memang yang terbaik untuk kami. Dan mungkin bila dipaksakan akan terjadi hal-hal yang akan membuat cinta kita menderita dan hilang di masa mendatang. Biarlah cinta itu kami pernah rasakan dan dicukupkan saja. Bukan karena aku lemah, tapi aku memilih seperti itu untuk menghargainya karena selama bertahun-tahun aku dijaga olehnya.

"Selamat tinggal, semoga kamu berbahagia"
Aku pun telah mengucapkannya hari itu, beberapa bulan setelah kami tak lagi berjumpa. Dia tetap sama, kecuali matanya. Ada kesedihan besar di sana, dan aku bisa merasakannya. Walaupun hari itu dia sangat menyakitiku dengan kata-katanya, sekarang aku bisa memahaminya karena dia ingin aku juga berbagi rasa sakitnya. Aku sempat menjelek-jelekkannya ke teman-teman terdekatku karena apa yang dilakukannya sungguh diluar nalar--tapi kini aku mengerti. Dia tidak bersungguh-sungguh saat mengucapkannya. Bahkan mungkin saat dia mendengar kata-kata itu meluncur dari bibirnya, dia sendiri terkejut. Hatinya mungkin saja sakit. Yah, yang penting sekarang aku ingin mengalih pandangkan apa yang terjadi hari itu. Siapa sih yang tidak ikut sakit saat dengan sengaja menyakiti seseorang yang dulunya pernah dia cintai? Tidak ada. Dia menyakiti dirinya sendiri, dan pemikiran itu juga cukup membuatku tidak perlu marah lagi terhadap peristiwa hari itu--bagaimana dia justru menyakiti dirinya sendiri dengan sangat dalam.

Perasaan manusia memang kompleks. Namun yang pasti sekarang aku mencoba untuk mengalih pandangkan semuanya. Apa yang terjadi dan membuatku marah, sedih, tidak terima--aku mencoba melihatnya dari sudut pandang lain. Pun juga kenangan dan momen yang tak bisa lagi dihitung dengan jari, aku akan menyimpannya dan mengingatnya sebagai memori baik, bukan waktu maupun momen sia-sia dan menyakitkan. Apapun yang kuingat tentangnya tak lain adalah kebahagiaan, bukan kesedihan dan amarah seperti yang kurasakan sebelumnya. Aku juga tak akan lagi berusaha untuk melupakannya. Buat apa? Toh aku akan selalu ingat. Pada dasarnya aku tidak mudah melupakan sesuatu hal yang melibatkan perasaanku. Daripada aku lelah karena terus melawan ingatanku tentangnya, aku akan menerimanya. Menerima setiap memori yang kadang menyeruak masuk ke alam bawah sadarku, bahwa itu adalah memori baik yang dulu pernah kualami. Jadi, hidupku akan lebih positif.

Yah...semoga aku selalu bahagia.



-lacuptea

Comments