Qualm

Rasa cemas itu seperti nggak berujung,
jujur saja aku lelah merasakan semua ini.
Bila aku mengungkapkannya, akan banyak orang tersakiti.
Kadang aku merasa pikiranku itu benar-benar busuk seperti sampah.
Seperti ada seseorang yang bermain-main di sana, membisik-bisikkan hal-hal, fantasi, imajinasi, yang tidak kusukai.
Aku merasa sangat sesak dan sedih.

Bolehkah aku merasa sedih?
Harusnya aku cukup tahu diri,
aku hanyalah anak tiri. Tidak lebih dari itu.
So, what I expected to him?
"Jangan berharap kepada manusia, kelak engkau akan kecewa".
That's truly right.
Bahkan hanya sesederhana itu, mampu membuatku sesedih ini.

.
.
.

Lalu, entahlah...aku terus merasa kalau ada hal yang dia sembunyikan dariku.
Entah aku hanya fobia atau hanya ketakutan atas trauma yang dulu pernah kuketahui.
Frasa semua lelaki sama saja membuatku semakin cemas.
Apakah dia berbohong kepadaku?
Apa yang dia sembunyikan dariku?
Apakah dia menggoda gadis lain?
Apakah ada gadis lain yang dia pikirkan dan dia nanti-nantikan?

Aku merasa sangat resah dan takut.
Takut bila kekhawatiran yang kurasakan akan menjadi nyata.
Entahlah,
lagi-lagi pikiran busukku menguasaiku.
Aku ingin dia jujur kepadaku,
Jujur saja ini terasa sangat memuakkan dan sesak.
Sekali lagi jika aku bertanya,
aku takut aku malah akan menyakiti semuanya.
So I'll keep it on my own.

.
.
.

Aku merasa seperti pecundang.
Yang kalah dan tak berani mengakui kekalahannya.
Entahlah, apa yang kurasakan saat ini.
Aku merasa iri, muak, benci dengan semua ini.
Aku tahu aku tidak boleh kufur nikmat.
Tapi seperti ada batu raksasa yang mengganjal di dalam diriku ini.
Yang selalu kusimpan dan tak berani kuperlihatkan pada orang lain.

Ma, maafkan anakmu ini ya.

(lacuptea)

Comments

  1. komenku hilang, ntah error, atau kamu hapus. =w= anw...maaf ya...

    ReplyDelete

Post a Comment