untitled

I hate it.
Nggak selamanya semua hal harus sesuai sama keinginan kita, kan?
Harusnya aku sudah tahu. Bahkan aku yang nggak kuat cerita ke Kim walaupun mungkin kalau seandainya ada seseorang melihatku sedang bicara dengan seekor kucing, mungkin aku sudah dianggap gila. But I really can't stand alone. I need someone who can listen to me, listen to what I really feels and what things that bothering my mind. Akhirnya aku pilih Kim. Walaupun Kim nanggepinnya nggak memuaskan-- kedip-kedip kayak kucing tak berdosa (memangnya kucing punya dosa) sambil dengkur di pangkuanku--tapi sudah berhasil sedikit menghapus kekesalan yang aku rasakan hari ini. Arrrrrggghhhh!

Kenapa alam semesta membuat skenario semenyedihkan ini? Aku tahu, semua hal pasti ada hikmahnya. Now I feel so dumb when I remembered that time, I just kept silent and did nothing to repair this fault returned to its origin--when everything seems okay. Duh, aku memang naif. Tapi kesabaranku juga ada batasnya. Please don't push me to my limit.

Kim sekarang malah tidur, dan aku masih muak. Sabar, sabar.. lagi puasaan. Oh! Dan karena kesabaranku meledak-ledak tadi aku jadi menyebut-nyebut sesuatu yang salah dan harusnya nggak kutangisi. My Dad.  Dan ujung-ujungnya nangis.

Aku benerbener nggak mau ini terulang lagi. Udah dua kali! Udah dua kali dan kenapa masih diungkit-ungkit??
Suakit rasanya, give me air to breath, Please!! PLEASE!

Please........don't make me sad.

Comments

Post a Comment