Hazel Eyes (2)
Rintik hujan perlahan membasahi naungan pohon trembesi. Aku berjalan, memerhatikan langkahku, berusaha melupakan apa yang terjadi akhir-akhir ini. Senyumnya kian pudar dari memoriku--dan menurutku itu pertanda bagus. Aku akan segera lupa padanya. Ya, segera . Bising dari sahut-sahutan para mahasiswa memenuhi koridor. Aku tak begitu peduli dengan mereka, toh aku juga tak kenal. Kupercepat langkahku sambil tak memikirkan apapun. Tiba-tiba pundakku ditepuk. "Mairaaa!" "AH!" "Mau kemana nih?" "Mau ke perpus, Za." "Ohhh, ikut yaaah? Sekalian deh aku lagi pengen cari buku referensi!" "Yaa, boleh." Sepanjang jalan, Azalea terus menerus mengoceh ini-itu. Kesimpulannya, dia sedang kangen dan ingin bertemu seseorang. Kebalikannya, aku sedang menghindari seseorang. Secara harfiah . Kami satu kampus, dan memang peluang untuk bertemu dengannya memang ada. Aku tak ambil pusing, toh kami beda fakultas. Hidupku mas...